Minggu, 4 Desember 2011
"Pa, aku mau beli hape baru," ujarku pada Papa di ruang tamu.
"Kalau mau beli hape, beli yang sekalian bagus,"
"Tapi, kalo yang bagus. Harganya mahal, Pa,"
"Nggak apa-apa. Kalau bagus kan, nggak usah ganti-ganti lagi. Yang penting dijaga hape-nya. Jangan kayak yang sudah-sudah,"
Papa merupakan sosok lelaki yang sempurna bagiku. Papa dan mamaku tidak seperti orang tua kebanyakan yang memiliki handphone pribadi. Alasan mereka klasik yaitu ribet dan susah bacanya karena faktor usia yang membuat papa dan mamaku sulit membaca pada layar handphone. Mereka juga sulit untuk menekan keypad. Sungguh kolot bukan? Ya, itulah orang tuaku. Menurutku mereka begitu sederhana.
Hari ini, aku beli handphone sesuai yang papa anjurkan. Sekalian bagus. Jadi, aku memilih membeli Onyx 2. Sebenarnya, aku merasa nggak tega jika harus membeli handphone semahal itu. Biasanya aku dibelikan kakak-ku, bukan aku yang turun langsung ke toko handphone. Jadi, aku nggak tau pasti berapa harganya. Tapi, kali ini, aku beli sendiri ditemani mbakku, seorang temanku, dan seorang tetanggaku.
Setelah membeli handphone dan kembali ke rumah, aku menunjukkan pada mama dan papaku.
"Bagus kan itu, La?" tanya papa.
"Iya, dong Pa,"
Aku semalaman mengotak-atik handphone ini, maklum masih amatiran. Nggak salah kan?
Senin, 5 Desember 2011
Pagi ini aku masih rempong dengan handphone baru ku. Papa tahu, aku masih belajar handphone baru. Sekitar jam 9 atau jam 10, kakak pertama ku datang ke rumah. Beliau tinggal di Jakarta Selatan. Beliau ke Lampung karena ada proyek disini. Jadi, sekalian mengujungi kami. Ketika kakakku ke kamar untuk menemui papa. Papa lupa siapa lelaki yang ada di depannya. Ya, Papa memang sudah renta. Papa pernah terkena stroke. Tapi, saat ini papa sudah bisa berjalan, sholat, ke kamar mandi sendiri. Walaupun tetap di temani mamaku.
Saat papa lupa dengan kakakku. Kakakku menjelaskan pada papa. Akhirnya, papa ingat dan mengobrol di ruang tamu. Ntah, apa yang mereka obrolkan. Saat itu mama dan mbakku sedang trapy di rumah tetangga sedangkan kakak kedua ku sedang kerja di laut. Ingat, bukan nelayan.
Akhirnya, mama dan mbakku pulang dari trapy. Dan kami bersama-sama makan kue tiramisu yang dibawakan kakakku. Kami ngobrol bersama. Ntah mengapa, aku ingin sekali mengambil foto papa. Sungguh, ingin sekali. Akhirnya aku foto papa. Papa menjulurkan lidahnya. Tapi, sayang, aku tidak bisa mengambil gambar yang itu. Biasanya, aku tidak puas jika hanya foto sekali. Ntah mengapa, saat itu, aku tidak mengambil foto papa lagi.
Setelah mengambil gambar papa, papa menasihati aku dan mbak-ku.
"Jangan cari lelaki yang gagah. Tapi, cari yang cerdas. Gagah belum tentu bisa mencerdaskan dirinya, tapi, cerdas pasti sudah bisa menggagahkan dirinya."
Hari ini ngajar. Jadi, aku turun untuk mengajar. Tidak ada yang spesial saat itu.
5 Desember 2011. 15.30
Aku kembali ke atas. Untuk sholat ashar. Papa yang tidak bisa sholat berdiri, biasa sholat duduk di ruang tamu. Aku saat itu sedang ngobrol dengan mama sebelum wudu. Ketika aku ingin mengambil wudu. Papa yang sedang sholat jatuh dari kursi. Aku seketika kaget dan mendekati papa. Mama bilang, "Jangan pegang!!!"
Aku langsung diam di tempat. Kata orang-orang, jika seseorang terkena stroke jangan coba-coba tuk di pegang. Ntar tambah parah. Jadi, mama yang menghandle papa. Papa seketika pingsan dan tangisku pecah. Aku telpon om supir dan kakak ku. Tetanggaku berdatangan. Aku sudah nggak bisa napas saat itu. Ternyata, di kening papa luka. Berdarah. Aku stress. Aku takut. Aku hanya bisa menangis. Aku membersihkan dari papa yang ada di lantai. Aku terus berdoa dalam hati. Lindungi papa.
Mama terus menyebutkan nama ALLAH di telinga papa. Akhirnya, Papa dibawa ke rumah sakit. Aku terus mendoakan papa di dalam mobil sambil memegangi papa. Aku terlalu takut untuk memikirkan yang tidak-tidak.
5 Desember 2011. 16:07
Papa sudah tidak ada. Aku mencoba untuk tidak menangis. Tapi, apa daya airmata trus menetes. Aku hanya diam diri. Aku sungguh merasa sangat sedih. Aku seorang gadis berumur 18 tahun, belum bisa membuat papa bahagia hingga papa menutup mata untuk selamanya. Semua itu sungguh menyakitkanku.
Aku sayang papa :) :'(
5 Maret 2012
Hari ini sudah 3 bulan papa pergi. Tapi, papa selalu hidup dalam hatiku, hati kami selamanya. Aku terus mendoakan papa supaya papa tenang disisiNya. Tak ada yang bisa dilakukan lagi selain mendoakan papa.
Love you papa :)
Love you papa :)
2 komentar:
sad story :'( ayahku juga pernah kena stroke ringan sekitar 2-3 tahun lalu ka, tapi sekarang alhamdulillah udah sehat seperti sedia kala :)
kalau sempat mampir ke blog ku ya hasbisy.blogdetik.com :-)
Terima kasih sudah mampir ke blog aku :)
semoga papa kakak selalu diberi kesehatan :)
amin
Posting Komentar