Hulalala pemirsah tercintah.
Hmmm, pagi-pagi gini menghirup aroma mantap dari nasi goreng buatan mamaku
membuat aku-cewek pendiam, unyuk, dan menggemaskan- menjadi sangat lapar. Perut
buncitku sudah menggedor-gedor supaya aku segera memberikan asupan. Maklum,
sudah lima abad
nggak makan nasi goreng. Kesian ya, Pemirsah. Hiks. Kayak gitu kalian masih
sering nge-bully aku. Emang nggak ada
rasa kasihan yang kalian miliki untuk aku. Kenapa sih pemirsah? Apa aku terlalu
unyuk dan menggemaskan? Hingga kalian merasa envy yang sangat luar biasa. Ck! Sudah jelas banget.
Sambil menunggu nasi goreng
buatan mamaku selesai dihidangkan, aku mau bernostalgila ke masa dimana aku
masih sangat dan sangat unyuk-cungkring.
Maklum Pemirsah, dulu aku kurus karena kekurangan gizi. Eh, sekarang malah kelebihan gizi hingga tubuhku berubah menjadi buntelan kentut. Sungguh menyedihkan, bukan? Jangan salahkan aku Pemirsah. Semua ini adalah salah anak kambing pak lurah yang selalu mengajak aku lomba makan yang banyak. Oleh sebab itu, tubuhku jadi gembrot dan dipenuhi dengan lemak. Tali mana tali? Buat ngiket kambing pak lurah yang nggak bisa diem.
Pemirsah, ikuti terus perjalanan ceritaku. Aku bingung mau cerita darimana. Okay, let's enjoy it!
Maklum Pemirsah, dulu aku kurus karena kekurangan gizi. Eh, sekarang malah kelebihan gizi hingga tubuhku berubah menjadi buntelan kentut. Sungguh menyedihkan, bukan? Jangan salahkan aku Pemirsah. Semua ini adalah salah anak kambing pak lurah yang selalu mengajak aku lomba makan yang banyak. Oleh sebab itu, tubuhku jadi gembrot dan dipenuhi dengan lemak. Tali mana tali? Buat ngiket kambing pak lurah yang nggak bisa diem.
Pemirsah, ikuti terus perjalanan ceritaku. Aku bingung mau cerita darimana. Okay, let's enjoy it!
Pemirsah, dulu ketika kecil
kalian suka main apa? Aku sih banyak. Main gundu (kelereng), yoyo, petak umpet,
benteng, dan lain-lain. Aku nggak pernah main barbie. Entah, aku nggak suka
sama barbie. Aku lebih suka dengan permainan anak laki-laki. Jaman dulu belum
ada BlackBerry pemirsah, Android-pun nggak ada. Nggak kayak jaman sekarang
pemirsah, anak SD sudah pegang BB yang aku pun nggak punya. Aku pake BB (Batu
Bata), beda nama. Sebenarnya, bukan itu sih yang mau aku bicarakan. Hihi.
Naik sepeda. Itu sudah
menjadi kesukaanku sejak lahir. Saat di dalam perut mamaku-pun, aku suka
mengendarai sepeda. Halah, semakin absurd saja nih cewek.
Saat itu, aku masih duduk di bangku kelas 4 SD. Aku, mbakku, dan almarhum papa berencana ke bengkel sepeda. Maklum, sepedaku sudah gembos, pemirsah. Harus di servis. Ajegile, diservis Pemirsah.
Saat itu, aku masih duduk di bangku kelas 4 SD. Aku, mbakku, dan almarhum papa berencana ke bengkel sepeda. Maklum, sepedaku sudah gembos, pemirsah. Harus di servis. Ajegile, diservis Pemirsah.
Setelah diservis, kami
pulang. Hmmm, gini pemirsah. Beberapa meter dari rumahku adalah comberan.
Kalian tahu-kan apa itu comberan? Comberan itu paretan. Comberannya lumayan
lebar, jadi, ada sebuah jembatan yang ukurannya kira-kira satu meter untuk
menjangkau kami kembali ke rumah. Aku berada disisi kanan jembatan. Sambil
mengendari sepeda. Eh, tiba-tiba, sepeda yang aku kendarai ditabrak mbakku.
Bayangkan Pemirsah! Ditabrak! Sepedaku ditabrak! Ah! Kencur goreng!
Dan kalian tahu apa yang terjadi? Ya! Benar! Aku terjungkal masuk ke comberan dengan sukses. Ucapkan selamat! Jangan lupa berikan aku tepuk tangan yang meriah. Terima kasih.
Dan kalian tahu apa yang terjadi? Ya! Benar! Aku terjungkal masuk ke comberan dengan sukses. Ucapkan selamat! Jangan lupa berikan aku tepuk tangan yang meriah. Terima kasih.
Ya ampun, pemirsah. Seneng
amat kali. Udah deh, nggak usah dibayangin. Aku jatuh. Butuh babang Ricky
Harun. Tubuhku yang mungil, hitam semua dipenuhi air comberan yang hitam.
Parahnya, tanpa sengaja aku menelan sedikit air comberan. Itu kan jorok banget pemirsah. Ya ampun! Aku
nangis. Bukan karena aku jatuh melainkan karena aku minum air comberan. Ukh!
Sungguh naas sekali pemirsah. Mengapa ini terjadi pada cewek unyuk dan
menggemaskan seperti aku? Mengapa pemirsah? MENGAPA? Jelaskan padaku!
Ya, walaupun begitu, aku
tetap cinta sama sepeda. Kejadian ini sulit aku lepaskan dari memoriku. Ceileh.
Aduh, aku disuruh makan nih
pemirsah. Besok lagi ya. Terus tunggu aku dalam acara Menggila Bersama Cewek Absurd. Okay, aku mau makan dulu. Papay.
Ups, lupa! Mengapa aku memberi judul Gutter and I? Karena untuk kelihatan lebih kece, Pemirsah. Pasti kalian berpikir, “Wah, Bia keren pake bahasa Inggris. Pasti keren juga nih cerita!” Hebatkan pemikiran aku, Pemirsah? Maklum, aku kan primadona di dunia
perkambingan. Jadi wajib pinter. Walaupun cuma sedikit. Gutter tuh bahasa Inggris dari comberan. Hari ini, aku lumayan
cerdas bukan? Udah ah, aku lapar. Papay.
Ups, lupa! Mengapa aku memberi judul Gutter and I? Karena untuk kelihatan lebih kece, Pemirsah. Pasti kalian berpikir, “Wah, Bia keren pake bahasa Inggris. Pasti keren juga nih cerita!” Hebat
Cerita di atas hanya cerita
yang absurd karena Bia selalu
menceritakan hal absurd. Semoga yang
membaca tidak menjadi absurd dan
tidak ilfeel dengan cewek absurd ini.
Jangan salahkan aku jika kalian semakin absurd
setelah membaca cerita absurd ini. Cerita
ini hanya hiburan yang tidak pantas di publikasikan. Salam per-absurd-an!
(˘▽˘)ง
(˘▽˘)ง
0 komentar:
Posting Komentar