Pages



Sabtu, 18 Agustus 2012

Idul Fitri

Suara gema takbir telah terdengar. Kemenangan telah di depan mata. Ada rasa senang sekaligus sedih. Tahun ini sangat berbed dari tahun sebelumnya. Sangat berbeda.
Mulai dari Ramadhan hingga detik ini aku merasa perbedaan yang sangat significant. Aku masih tidak memercayai semua ini. Terkadang aku bertanya, cukup adilkah semua ini? Jujur, aku ingin menangis sejadi-jadinya. Menangis semua ini. Tapi, tidak bisa. Tak ada airmata yang mengalir di wajahku. Aku hanya merasa mataku berkaca-kaca tetapi tidak menangis. Jujur, aku merasa sesak. Sangat! Rasanya aku ingin berteriak. Teriak sekencang-kencangnya. Mengapa ini terjadi padaku?
Idul Fitri kali ini memang sangat berbeda di dalam keluargaku. Untuk kali pertamanya, keluarga ini tidak menjalankan Ramadhan dan Idul Fitri tanpa dua orang yang sangat aku sayangi. Tanpa papa dan kak Diaz. Selang waktu enam bulan. Secepat itu? Ya! Papaku meninggal bulan Desember 2011 dan kak Diaz meninggal bulan Mei 2012. Aku sangat sedih.
Aku tidak bisa mencium papa dan kak Diaz. Tidak bisa! Terkadang, aku iri melihat orang lain bisa menggandeng tangan papanya dan tertawa bersama kakak mereka. Aku sangat iri. Seandainya, aku masih bisa mencium mereka......
Aku berharap, semoga ALLOH mempertemukan kami di surga. Aku sangat ingin bertemu dengan papa dan kak Diaz. Aku kangen mereka.
Aku bersyukur, aku bukanlah anak yang canggung untuk bilang "Aku sayang papa" atau "Aku sayang kak Diaz" dan aku tidak pernah canggung untuk mencium kedua pipi mereka. Aku tidak pernah canggung menunjukkan rasa sayangku pada orangtuaku dan kakakku. Karena kebiasaan itu, aku jadi merasa benar-benar kehilangan.
Aku menyesal saat beberapa jam sebelum papa meninggal. Mengapa aku tidak mencium papa? Biasanya, setiap hari aku selalu mencium papa. Kenapa saat itu aku tidak mencium papa? Kenapa? Aku merasa sangat bodoh! Aku hanya mengamabil gambar papa. Itupun hanya sekali. Biasanya aku paling suka mengambil gambar papa dan mama berkali-kali. Tapi, mengapa saat itu aku mengambil gambar hanya sekali? Aku menyesal sampai detik ini.
Dan aku juga merasa menyesal. Sangat menyesal. Saat beberapa jam sebelum kak Diaz meninggal, dia meminta aku untuk menemaninya di kamar. Tapi, aku malah menolaknya. Alasannya cuma karena aku males. Aku sangat tolol! Biasanya, aku langsung menemaninya sambil meminjat keningnya. Sesekali mencium pipi kakakku. Tapi, saat itu aku malah menolaknya. Aku sangat menyesal. Mengapa aku tidak mengindahkan pinta kakakku saat itu?
Akhirnya, malam ini, sekian lama aku tahan, air mata ini keluar juga. Mengalir dengan derasnya. Aku sangat merindukan Almarhum papa dan kak Diaz. Sangat!
Loveyou.
Idul Fitri ini terasa sangat berbeda tanpa mereka di sampingku. Jika boleh meminta, aku ingin kehadiran papa dan kak Diaz disini. Aku ingin memeluk dan mencium mereka.

| Free Bussines? |

0 komentar:

Posting Komentar