Pages



Senin, 13 Februari 2012

Untitle


"Hmm, kenapa harus ini yang gue alami?" gumam seorang gadis di kamarnya.
Dia menatap langit yang sedang hujan.
"Langit, lo juga lagi sedih ya? Makanya lo nangis. Sama! Gue juga lagi sedih. Tapi, udah terlalu banyak airmata yang udah gue limpahkan," untuk kesekian kalinya airmata jatuh membasahi wajahnya. Matanya tak lepas memandang langit.
"Gue nggak bisa kayak gini terus, gue kangen dia!"Tidak ada yang merespon keluhannya karena memang disitu hanya ada gadis itu seorang. Sendiri!Hujan bertambah deras, langit menjadi semakin gelap meski waktu masih menunjukan pukul 14.00.

Teringat kembali ketika Jessica -nama gadis tersebut- masih duduk dibangku SMP kelas 3. Kira-kira 2 tahun yang lalu. Suasananya berbeda dibandingkan sekarang. Pada saat itu, Jessica merupakan cewek aktid dan pering, dia memiliki banyak teman dan yang lebih menyenangkan lagi adalah dia memiliki seorang sahabat lelaki bernama Beny. Mereka kompak banget. Berangkat sekolah selalu bersama, bermain bersama , ataupun sering berkunjung ke rumah masing-masing. Orang tua mereka pun sudah saling mengetahui karakter masing-masing dan nggak pernah sungkan lagi. Sudah dianggal sebagai bagian dari keluarga sendiri.
Minggu pagi, Beny sudah berada di rumah Jessica. "Hoi! Ngapainlah pagi-pagi udah ke rumah gue? Belum mandi tau, gue ini!" ujar Jessica yang kaget melihat Beny yang sudah cengengesan di ruang tamu.
"Mau numpang makan masakan nyokap lo. Ya, udah sih, sana mandi. Pantesan aja ada bau-bau apa gitu dari tadi." Beny menimpali perkataan Jessica sambil terus-terusan cengengesan.
Selesai Jessica mandi, Beny mengajak Jessica jalan-jalan. Mereka menghabiskan minggu ini dengan bermain di Timezone dan hunting barang-barang yang lagi diskon. Makan di court-food, foto di photobox, dan karaokean nggak jelas. Pokoknya have fun banget deh. Mereka pulang sekitar pukul 17.00.
Keesokan harinya, seperti biasa Beny selalu menjemput Jessica. Dimana ada Beny disitu ada Jessica, kecuali ke toilet lah ya. Banyak teman-teman yang menganggap mereka pacaran, tapi, mereka nggak peduli dengan komentar-komentar aneh seperti itu. Mereka hanya menikmati apa yang sedang mereka jalankan seperti saat-saat ini.
Bel tanda pulang sekolah berbunyi. Jessica dan Beny bergegas keluar kelas dan menuju parkiran. Hari ini, jam 14.30 Jessica dan Beny ada jadwal les di tempat bimbel mereka. Kebetulan mereka bimbel di tempat yang sama dan kelas yang sama pula. Sekarang sudah menunjukan pukul 14.15 dan hari ini di tempat bimbelnya mengadakan Try Out. Karena tidak ingin ketinggalan dalam mengerjakan Try Out, Beny mengendarai motor dengan kecepatan yang lumayan kebut. Ketika Beny ingin menginjakan rem ternyata rem tersebut tidak berfungsi. Beny punya feeling buruk akan semua ini dan dia lebih mengutamakan keselamatan Jessica, sehingga helm yang ia kenakan, ia serahkan kepada Jessica karena pada saat itu Beny hanya membawa helm satu.
"Pakai ini!" ujar Beny sambil terus melajukan motornya.
"Hah?" Jessica agak bingung.
"Udah pake aja!"
Jessica menerima helm itu tanpa tau maksud Beny, mengapa dia memberikan helm kepadanya. Ketika mereka melewati jalan tanpa ada median (pembatas jalan) dan banyak sekali kendaraan yang melintas di jalan itu.
Ketika Beny ingin menyalip sebuah mobil yang ada di depannya, ada sebuah mobil box dari arah berlawanan dengan kecepatan yang lumayan tinggi, sehingga membuat Beny bingung, tak sempat mengelak, mobil box tersebut menabrak motor Beny. Jessica terpental ke trotoar, dia pingsan. Dan nasib Beny, dia terseret mobil box tersebut sejauh 10 meter dan bagian wajahnya tersungkur di aspal. Darah memenuhi jalanan. Banyak warga sekitar melihat kejadian itu dan mereka dilarikan ke rumah sakit. Tapi, kehendak berkata lain, Beny menghembuskan napas terakhir ketika kecelakaan itu yang berbeda dengan Jessica yang hanya luka ringan.
Cerita ini tidak akan pernah Jessica lupakan seumur hidupnya. Benny begitu berharga. Segala kenangan tentang Beny selalu Jessica ingat. Hingga Beny tak ada lagi di dunia ini.
"Seandainya lo nggak kasih helm itu ke gue. Seandainya gue nggak nerima tuh helm. Seandainya gue nggak lupa bawa helm. Aaarrgh! Gue kangen lo, Ben!"
Tak ada yang menjawab erangan Jessica hanya hembusan angin yang menerpa wajah Jessica lembut.
Jessica tersenyum "Dengan ini lo menjawab gue. Gue tau meski lo udah nggak ada di dunia ini, tapi, lo selalu hidup disini. Di hati gue! Gue sayang lo. Selamat jalan, Best Friend!"

TAMAT !

| Free Bussines? |

1 komentar:

Afif Rodjaldy mengatakan...

Mati terus cerpennya kak yak? Hihihi

Posting Komentar